Selasa, 21 Juli 2009

KEPERAWATAN MATERNITAS (Askep pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Keluhan mual muntah ini dikatakan wajar jika dialami pada usia kehamilan 8-12 minggu dan semakin berkurang secara bertahap hingga akhirnya berhenti di usia kehamilan 16 minggu. Namun, tidak sedikit ibu hamil yang masih mengalami mual muntah sampai trimester ketiga. Keluhan mual muntah ini dikategorikan berat jika ibu hamil selalu muntah setiap kali minum ataupun makan. Akibatnya, tubuh sangat lemas,muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis. Inilah yang dinamakan hiperemesis gravidarum.


Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat. Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pegertian hipermesis gravidarum
2. Etiologi hipermesis gravidarum
3. Patofisiologi hipermesis gravidarum
4. Manifestasi Klinis hipermesis gravidarum
5. Komplikasi hipermesis gravidarum
6. Penatalaksanaan hipermesis gravidarum
7. Askep hipermesis gravidarum
1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui secara umum ASKEP Ibu Hamil dengan hipermesis gravidarum.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Medis
2.1. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232).
Hiperemesis Gravidarum diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112)
2.2. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998).
• Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
• Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan–perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
• Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

2.3. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
2.4. Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. Tingkatan I (ringan)
o Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
o Ibu merasa lemah
o Nafsu makan tidak ada
o Berat badan menurun
o Merasa nyeri pada epigastrium
o Nadi meningkat sekitar 100 per menit
o Tekanan darah menurun
o Turgor kulit berkurang
o Lidah mengering
o Mata cekung
2. Tingkatan II (sendang)
o Penderita tampak lebih lemah dan apatis
o Turgor kulit mulai jelek
o Lidah mengering dan tampak kotor
o Nadi kecil dan cepat
o Suhu badan naik (dehidrasi)
o Mata mulai ikterik
o Berat badan turun dan mata cekung
o Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
o Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.
3. Tingkatan III (berat)
o Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
o Dehidrasi hebat
o Nadi kecil, cepat dan halus
o Suhu badan meningkat dan tensi turun
o Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
o Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.
2.5 Komplikasi
Dehidrasi berat, ikterik, takikardi, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan, gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri, depresi.




2.6 Penatalaksanaan
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
o Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
o Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
o Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
o Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
o Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu dingin
o Usahakan defekasi teratur.
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan pengobatan.
o Tidak memberikan obat yang terotogen
o Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
o Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
o Antihistaminika seperti dramamine, avomine
o Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau khlorpromazine.




B. Teori Askep
ASKEP HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A). Pengkajian Keperawatan
a. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
b. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
c. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
d. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
e. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
f. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
g. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
h. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
i. Pembelajaran dan penyuluhan
• Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama.
• Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
• Turgor kulit, lidah kering
• Adanya aseton dalam urine

B). Penyimpangan KDM

C). Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
4. Intolerans aktifitas berhubungan dengan kelemahan
D). Rencana Keperawatan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
Intervensi
1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
R/ Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
2. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.
R/Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
R/Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit
4. Catat intake dan output.
R/Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
R/Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
6. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
R/dapat menstimulus mual dan muntah
7. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
R/Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih

2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
1. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
R/Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester
2. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.
R/Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
3. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
R/Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
4. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
R/Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
3) Koping efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
R/Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
2. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
R/Untuk menjaga intergritas psikologis
3. Berikan support psikologis
R/Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
4. Berikan penguatan positif
R/Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
R/Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien
4) Intolerans Aktifitas
1. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
R/Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus
2. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
R/Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
3. Bantu klien beraktifitas secara bertahap
R/Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya.
4. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi
R/Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.
IMPLEMENTASI
Dx I
• Membatasi intake oral hingga muntah berhenti.
• Memberikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah
• Mempertahankan terapi cairan yang diprogramkan
• Mencatat intake dan output
• Menganjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
• Menganjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
• Menganjurkan untuk makan makanan selingan seperti roti, biscuit.
Dx 2
• Menentukan frekuensi/beratnya mual
• Meninjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (misalnya ulkus peptikum, gastritis)
• Mengkaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa TD, input/output dan berat jenis urine, Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar.
• Peningkatan asupan minuman bikarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit.
Dx 3
• Mengontrol lingkungan klien dan membatasi pengunjung
• Mengkaji tingkat fungsi psikologis klien
• Memberikan support psikologis
• Memberikan penguatan positif
• Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal.
Dx 4
• Menganjurkan klien membatasi aktifitas dengan istrahat yang cukup
• Menganjurkan klien untuk menghindari mengangkat yang berat
• Membantu klien beraktifitas secara bertahap
• Menganjurkan klien baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.
EVALUASI
1. Klien dapat mempertahankan/mendapat kembali berat badan yang sesuai.
2. Klien menunjukkan perubahan keseimbangan cairan dibuktikan oleh haluaran urine adekuat, TTL stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik.
3. Klien mampu menampilkan keterampilan cara pemecahan masalah yang efektif dalam waktu yang lama.
4. Klien menunjukkan teknik/perilaku yang memampukan kembali untuk beraktifitas.

BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang kami angkat dari makalah ini yaitu:
• Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi
• Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa factor predisposisi terjadinya Hiperemesis Gravidarum antara lain:
Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan–perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin
• Menurut berat ringannya, gejala Hiperemesis Gravidarum terbagi 3 yaitu:
- Tingkat I (Ringan)
- Tingkat II (sedang)
- Tingkat III (Berat)
• Pelaksanaannya terdiri atas :
- pencehagan
- Terapi Obat-obatan
• Adapun diagnosa yang dapat kami angkat terdiri atas 4 diagnosa yaitu:
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
4. Intolerans aktifitas berhubungan dengan kelemahan



b. Saran
Dengan adanya makalah ini, maka diharapkan kepada teman-teman semua untuk untuk dapat mencermati dan mempelajari isi makalah ini dengan baik agar kita semua dapat mengimplementasikannya secara baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan Edisi Ke-3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

http://askep-ners.blogspot.com/2009/02/hiperemesis-gravidarum.html

http://kumpulan-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009

http://keperawatanadil.blogspot.com/2008

http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-pada-klien.html


0 komentar:

Posting Komentar